Selamat Datang Ke Blog Tajdid Dakwah

Firman Allah S.W.T. di dalam Surah 'ali-Imran ayat yang ke 190 hingga 191:

Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal.

(Iaitu) orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab Neraka.

23 November 2010

Antara Sunnah Yang Diamalkan oleh Rasulullah SAW Sebelum Tidur

Assalamu'alaikum wbt.

99. Mengumpulkan dua tapak tangan. Lalu ditiup dan dibacakan Qul huwal-lahu ahad, Qul a’uudzu birabbil falaqi dan Qul a’uudzu birabbin naas. Kemudian dengan dua tapak tangan mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengannya. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan tiga kali. [114] 

101. Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta'at". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". [115]

102- بِاسْمِكَ رَبِّيْ وَضَعْتُ جَنْبِيْ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، فَإِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِيْ فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.


102. “Dengan nama Engkau, wahai Tuhanku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan namaMu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi, apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hambaMu yang shalih.” [116]

103- اَللَّهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَ نَفْسِيْ وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ.

103. “Ya Allah! Sesungguhnya Engkau menciptakan diriku, dan Engkaulah yang akan mematikannya. Mati dan hidupnya hanya milikMu. Apabila Engkau menghidupkannya, maka peliharalah. Apabila Engkau mematikannya, maka ampunilah. Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepadaMu keselamatan.” [117]

104- اَللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ. (3×)

104. “Ya Allah! Jauhkanlah aku dari siksaanMu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hambaMu.” (Dibaca tiga kali). [118]

105- بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَأَحْيَا.

105. “Dengan namaMu, ya Allah! Aku mati dan hidup.” [119]

106- سُبْحَانَ اللهِ (33×) وَالْحَمْدُ لِلَّهِ (33×) وَاللهُ أَكْبَرُ (33×).

“Maha Suci Allah (33 x), Segala puji bagi Allah (33 x), Allah Maha Besar (33 x).” [120]

107- اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ.

107. “Ya Allah, Tuhan yang menguasai langit yang tujuh, Tuhan yang menguasai arasy yang agung, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu. Tuhan yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Tuhan yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkau-lah yang pertama, sebelumMu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang ahir, tidak ada sesuatu di atasMu, Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang menghalangiMu, lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan hingga terlepas dari kefakiran.” [121]

108- الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَآوَانَا، فَكَمْ مِمَّنْ لاَ كَافِيَ لَهُ وَلاَ مُؤْوِيَ.

108. “Segala puji bagi Allah yang memberi makan kami, memberi minum kami, mencukupi kami, dan memberi tempat berteduh. Berapa banyak orang yang tidak mendapatkan siapa yang memberi kecukupan dan tempat berteduh.” [122]

109- اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ.
109. Ya Allah, Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Tuhan pencipta langit dan bumi, Tuhan yang menguasai segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, kejahatan setan dan balatentaranya, atau aku berbuat kejelekan pada diriku atau aku mendorongnya kepada seorang Muslim.” [123]

110. Membaca Alif lam mim tanzil As-Sajdah dan Tabaarakal ladzii biyadihil mulku. [124]

111- اَللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِيَ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ.

111. “Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku menghadapkan wajahku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang (mendapatkan rahmatMu) dan takut pada (siksaanMu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)Mu, kecuali kepadaMu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) NabiMu yang telah Engkau utus.” Apabila Engkau meninggal dunia (di waktu tidur), maka kamu akan meninggal dunia dengan memegang fitrah (agama Islam). [125]

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

[114] HR. Al-Bukhari 9/62 dengan Fathul Baari dan Muslim 4/1723.

[115] “Barangsiapa membaca dua ayat tersebut pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah mencukupkan-nya.” HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 9/94 dan  Muslim 1/554. Kedua ayat tersebut dari surat Al-Baqarah (2): 385-386.

[116] “Apabila seseorang di antara kalian bangkit dari tempat tidurnya kemudian ingin kembali lagi, hendaknya ia mengibaskan ujung kainnya tiga kali, dan menyebut nama Allah, karena ia tidak tahu apa yang ditinggalkannya di atas tempat tidur setelah ia bangkit. Apabila ia ingin berbaring, maka hendaknya ia membaca: … (Al- Hadits). HR. Al-Bukhari 11/126, Muslim 4/2084.

[117] HR. Muslim 4/2083, Ahmad dengan lafazh yang sama, 2/79, Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaumi wal Lailah no. 721.

[118] Adalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, apabila ingin tidur, beliau meletakkan tangannya yang kanan di bawah pipinya, kemudian membaca: … (Al- Hadits) HR. Abu Dawud dengan lafazh hadits yang sama, 4/311. Lihat juga Shahih At-Tirmidzi 3/143.[119] HR. Al-Bukhari 11/113 dengan Fathul Baari dan Muslim 4/2083.[120] HR. Al-Bukhari 7/71 dengan Fathul Baari dan Muslim 4/2091.[121] HR. Muslim 4/2084.[122] HR. Muslim 4/2085.[123] HR. Abu Dawud 4/317, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/142.[124] HR. Tirmidzi dan An-Nasai, dan lihat Shahihul Jami’ 4/255.[125] Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda kepada orang yang membaca do’a itu; “Jika kamu mati, maka kamu mati di atas fithrah.” HR. Al-Bukhari 11/13 dengan Fathul Baari dan Muslim 4/2081.

Rujukan: E-Book Hisnul Muslim
Kumpulan Doa dan Dzikir Dari Al Quran dan As Sunnah
Said bin Ali Al Qathani

09 November 2010

Risalah Ta’lim: Zulhijjah Musim Ibadah (Bil (12) 1 Zulhijjah 1431 / 08 November 2010)


{Demi waktu fajar; Dan malam yang sepuluh (yang mempunyai kelebihan di sisi Allah); Dan bilangan yang genap serta yang ganjil; Dan malam, apabila ia berlalu; - Bukankah yang demikian itu mengandungi sumpah (yang diakui kebenarannya) oleh orang yang berakal sempurna?} [Al-Fajr : 1-5]



Zulhijjah Musim Ibadah

Sesungguhnya bulan Zulhijjah adalah bulan yang mulia dan musim yang agung. Ia adalah bulan Haji, bulan keampunan, serta wukuf di Arafah. Bulan umat Islam mendekatkan diri kepada Allah dengan pelbagai bentuk ibadat seperti menunaikan Haji, mendirikan solat, berpuasa, bersedekah, menyembelih, mengingati Allah, berdoa dan beristighfar.

Kelebihan Sepuluh Hari Permulaan Zulhijjah.

1- Allah Taala telah bersumpah dengannya:
Apabila Allah bersumpah dengan sesuatu, ia menunjukkan kepada keagungan kedudukan dan keutamaannya. Kerana Yang Maha Agung tidak akan bersumpah melainkan dengan yang agung. Dia Taala berfirman: {Demi waktu fajar; Dan malam yang sepuluh} [Al-Fajr : 1]. Malam-malam yang sepuluh berkenaan adalah sepuluh hari Zulhijjah, dan ini dinyatakan oleh Jumhur ahli-ahli tafsir.

2- Ia adalah hari-hari tertentu yang dinyatakan oleh Allah:
Sepuluh hari permulaannya adalah sepuluh hari penuh keberkatan yang Allah nyatakan di dalam kitab-Nya:

a) Diampunkan sesiapa yang mengawal pendengarannya, penglihatan dan lidahnya pada hari Arafah:
Daripada Ibnu Abbas , bahawa beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah :
(Ini satu hari yang, sesiapa mengawal padanya; pendengarannya, penglihatannya, lidahnya, akan diampunkan baginya) [diriwayatkan oleh Ahmad]

b) Berpuasa pada hari berkenaan bagi yang bukan jemaah Haji :
Daripada Abi Qotadah , bahawa Rasulullah telah bersabda: (Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar dihapuskan dosa bagi setahun yang sebelumnya dan setahun selepasnya) [dikeluarkan oleh Muslim di dalam Sahih beliau]


Bagaimanakah kita sepatutnya menyambut sepuluh hari awal Zulhijjah?

1- Taubat yang benar:
Seseorang Muslim hendaklah menyambut musim-musim ketaatan secara keseluruhan dengan taubat yang benar dan keazaman yang pemutus untuk kembali kepada Allah. Kerana di dalam taubat terdapat kejayaan bagi seseorang hamba di Dunia dan Akhirat.

Allah Taala berfirman: {dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya.} [An-Nur : 31]

2- Keazaman yang bersungguh untuk merebut hari-hari ini:
Seseorang Muslim haruslah berusaha bersungguh-sungguh untuk memakmurkan hari-hari ini dengan pekerjaan dan percakapan yang soleh. Sesiapa yang berazam di atas sesuatu perkara, Allah akan membantunya dan mengadakan untuknya penyebab-penyebab yang akan membantunya untuk menyempurnakan amal berkenaan. Sesiapa yang benar terhadap Allah, Allah akan benar terhadapnya. Dia Taala berfirman: {Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami} [Al-Ankabut : 69]

3- Menjauhi perkara-perkara maksiat:
Sebagaimana ketaatan menjadi punca untuk mendekatkan kepada Allah, begitulah maksiat menjadi punca untuk menjauhkan daripada Allah dan pengusiran daripada rahmat-Nya, dan seseorang manusia diharamkan rahmat Allah dengan sebab dosa yang dilakukan olehnya. Sekiranya anda mahukan kepada pengampunan dosa-dosa dan pembebasan dari Neraka, maka berjaga-jagalah dari jatuh ke dalam perkara-perkara maksiat pada hari-hari ini, dan pada hari-hari yang lain! Bukankah sesiapa yang kenal apa yang dituntut, menjadi ringan di sisinya setiap apa yang dikerahkan.

Sememangnya telah ada amalan-amalan yang dikhususkan pelaksanaannya pada sepuluh hari permulaan Zulhijjah; seperti haji, umrah, puasa, menyembelih korban, sedekah, solat sunat Aidiladha, bertakbir dan lain-lain lagi. Namun, hadith yang mulia menyatakan bahawa segala amal kebaikan, tidak kira yang wajib mahupun yang sunat, paling disukai oleh Allah pelaksanaannya di dalam hari-hari ini. 
{serta mereka memperingati dan menyebut nama Allah, pada hari-hari yang tertentu,}
[Al-Hajj : 28]

3- Rasulullah menyaksikan untuknya bahawa ia adalah hari Dunia yang paling afdhal:
Baginda bersabda: (Hari-hari dunia yang paling afdhal adalah hari-hari yang sepuluh yakni sepuluh hari [awal] Zulhijjah). Mereka berkata: Tiada, sekalipun yang sepertinya di jalan Allah? Baginda bersabda: (Tiada, sekalipun yang sepertinya di
jalan Allah, melainkan seorang lelaki yang didebukan wajahnya dengan tanah [yakni mati syahid]) [diriwayatkan oleh Al - Bazzar dan Ibnu Hibban, serta disahihkan oleh Al-Albani]

4- Di dalamnya, Hari Arafah:
Hari Arafah adalah hari Haji yang besar, hari keampunan dosa-dosa, hari pembebasan dari Neraka. Jika tidak ada di dalam sepuluh hari awal Zulhijjah melainkan hari Arafah, nescaya ia sudah memadai sebagai kelebihan.

5- Di dalamnya hari menyembelih:
Ia adalah antara hari paling afdhal di dalam setahun. Telah bersabda Nabi :
(Sesungguhnya hari-hari paling agung di sisi Allah adalah hari penyembelihan, kemudian hari Qir ). [diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud].

6- Terhimpunnya ibadah-ibadah yang besar di dalamnya:
Berkata Al-Hafiz Ibnu Hajar di dalam kitab Fath Al-Bari: Yang jelasnya, sebab keistimewaan sepuluh awal Zulhijjah adalah kerana dihimpun ibadah-ibadah besar di dalamnya, iaitu Solat, Puasa, Sedekah dan Haji, dan itu tidak ada di dalam
bulan yang lain.

Kelebihan Hari Arafah

a) Hari paling ramai manusia dibebaskan daripada Neraka:
Sabda Nabi : ( Tiada mana-mana hari yang lebih banyak Allah bebas hamba padanya dari Neraka berbanding hari Arafah. Sesungguhnya Dia akan mendekat dan kemudian Dia berbangga dengan mereka kepada para malaikat, lalu Dia berkata: Apakah yang dikehendaki oleh mereka ini?) [Sahih Muslim].

b) Allah Subhanahu wa Taala berbangga kepada para malaikat di petang Arafah:
Daripada Abi Hurairah, beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah :
(Sesungguhnya Allah akan berbangga dengan orang-orang Arafah kepada penduduk Langit, lalu Dia akan berkata kepada mereka: Lihatlah kepada hamba-hamba-Ku ini! Mereka datang kepada-Ku dalam keadaan kusut masai dan
berdebu). [Sahih Al-Jamie’ 1867]

c) Rahmat dan keampunan:
Daripada Ibnu Umar beliau berkata: Telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah sehingga Baginda bersabda: ( Adapun wukufmu di Arafah, sesungguhnya Allah akan turun ke langit Dunia, lalu Dia akan berbangga dengan mereka kepada para Malaikat, lalu Dia berkata: Ini hamba-hamba-Ku, mereka datang kepada-Ku dalam keadaan kusut masai lagi berdebu dari setiap pelosok yang jauh. Mereka mengharapkan rahmat-Ku dan mereka takutkan azab-Ku sedangkan mereka tidak melihat-Ku. Bagaimanakah jika mereka melihat-Ku? Sekiranya seperti pasir yang menimbun, atau seperti bilangan hari-hari Dunia, atau seperti titisan hujan Langit dosa sekali pun, Allah akan membasuhnya darimu. Manakala lontaranmu kepada jamrah-jamrah, ia adalah simpanan untukmu. Sementara pencukuran kepalamu pula, untukmu bagi setiap helaian rambut yang gugur, satu kebaikan. Apabila kamu tawaf di Bait, kamu akan keluar dari dosa-dosamu seperti hari kamu dilahirkan oleh ibumu) [berkata Al-Albani: Hadith yang sahih]

d) Syaitan menjadi kecil pada hari Arafah:
Daripada Talhah bin Ubaidillah , beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah :
(Tidak dilihat Syaitan pada mana-mana hari yang ia lebih kecil, lebih hina, lebih tertewas, dan lebih marah berbanding hari Arafah, dari sebab apa yang ia lihat dari penurunan rahmat, pelepasan Allah Taala terhadap perkara-perkara yang besar, kecuali apa yang diperlihatkan kepadanya pada hari Badar). Maka dikatakan: Apakah yang ia lihat pada hari Badar? Baginda bersabda: (Ia melihat Jibrail mengatur para Malaikat). [dikeluarkan oleh Abd Ar-Razzaq di dalam Musonnaf beliau, dengan no. 8832, serta Imam Malik di dalam Al-Muwatto’]

e) Allah melepaskan orang yang berbuat kesalahan kerana orang yang berbuat kebaikan, dan Dia berikan orang yang berbuat kebaikan apa yang dia minta:
Daripada Bilal bin Rabah , bahawa Nabi telah bersabda pada pagi hari perhimpunan: (Wahai Bilal! Senyapkan orang ramai -atau diamkan orang ramai) kemudian Baginda bersabda: (Sesungguhnya Allah mengurniakan kelebihan ke atas kamu pada hari perhimpunan kamu ini. Dia melepaskan orang yang berbuat kesalahan kerana orang yang berbuat kebaikan, dan Dia berikan orang yang berbuat kebaikan apa yang dia minta. Bertolaklah dengan nama Allah.) [berkata Al-Albani: Hadith yang sahih. Lihat Sahih At-Tirmizi 705]

f) Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah:
Daripada Amru bin Syuaib, daripada bapanya, daripada datuknya, bahawa Nabi bersabda: (Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik-baik apa yang dikatakan olehku dan nabi-nabi sebelum dariku: Tiada tuhan melainkan Allah, hanya Dia tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan milik-Nya segala pujian, dan Dia terhadap setiap sesuatu Maha Berkuasa) [Sahih Al-Jamie’ 1102]

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More