- Gambar Hiasan - |
Sering kali apabila kita ditimpa ujian ataupun musibah, pasti ada yang tidak berdaya untuk berusaha bangkit dan berjaya. Apa yang pasti ciri orang mukmin bukan begini. Mereka adalah orang yang apabila diberikan ujian makin bertambah keimanan mereka dengan tidak berputus asa di atas ujian yang menimpa ke atas diri mereka. Malah, ujian yang ditimpa ini bagi mereka sebenarnya adalah sebagai momentum bagi mengetahui sejauh manakah tingginya iman mereka.
Oleh sebab itu, Allah SWT ada berfirman di dalam surah al-Ankabut ayat 2-3:
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Di dalam dua ayat di atas, Allah menerangkan tentang golongan yang mendakwa mereka adalah orang yang beriman sedangkan Allah belum menguji mereka. Sesungguhnya, orang yang beriman itu adalah apabila mereka yang memiliki sifat sabar dan taqwa di dalam mengharungi ujian yang Allah SWT berikan ke atas mereka, baik yang kecil mahupun besar. Ini seperti mana yang disebutkan dalam surah 'Ali-'Imran ayat 120:
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.
Apabila kita didepani dengan ujian yang menyebabkan diri kita merasa tekanan yang kuat dan berada dalam keadaan bersedih serta berdukacita, kita sebagai seorang mukmin yang beriman tidak harus untuk lentur semangat dalam meneruskan kehidupan. Di sebaliknya, kita harus kuat, teguh dan tabah dalam memperjuangkan agama Allah.
Di dalam sebuah hadith, Rasulullah s.a.w. telah bersabda, “Sesiapa sahaja yang ditimpa tekanan dan kesedihan lalu dia berdoa…
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ
نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ
أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ
أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ
“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hamba lelakiMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa).
Ubun-ubunku di tanganMu, keputusanMu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil.
Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, atau Engkau turunkan dalam kitabMu, atau Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu.
Engkau jadikanlah Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap kesedihanku dan penghilang tekananku.”
HR. Ahmad 1/391. Menurut pendapat Al-Albani, hadith tersebut adalah sahih.
Wallahu'alam.
Ikmal Johari
Kampung Baru, Kuala Lumpur
2 November/6 Zulhijjah 1432H
Wallahu'alam.
Ikmal Johari
Kampung Baru, Kuala Lumpur
2 November/6 Zulhijjah 1432H
1 Teguran:
Masyaallah, artikel yg sangat baik. Oleh itu sekiranya kita berhadapan dengan masalah, bersabarlah. Sesungguhnya selepas kesulitan itu, pasti ada kemudahan. (94:5-6)
Post a Comment